Monday, September 15, 2014

Rumah Sunyi



Ada sebuah rumah di kaki gunung, rumah tua tanpa penghuni atau tetangga. Orang menyebutnya rumah sunyi walau sesungguhnya di sana tidak selalu sunyi...
Sebenernya sih cerita ini bukan gue yang ngalamin, tapi gue diceritain sama salah satu sodara gue di kampung. Iya, gue masih punya sodara yang tinggalnya tuh di kaki gunung. Masih di Jawa Barat lah, lokasi lengkapnya mungkin gak bisa gue kasih tau.
Dulu tuh di deket rumah sodara gue itu adalah sebuah rumah tua semi permanen, dindingnya terbuat dari bilik bambu, keseluruhan rangkanya terbuat dari kayu, dan beratap daun kelapa yang udah kering. Rumah ini letaknya paling jauh dari desa, di deket sebuah bukit yang mana adalah kuburan umum di desa. Kalo di desa perkuburan memang biasanya terletak di bukit yang berjarak gak jauh dari desa, rumah tua ini ditinggali sepasang kakek dan nenek. Mereka sangat ramah, sehari-hari mereka suka bantu di ladang dengan bayaran hasil yang di taman. Kalo lagi bantuin panen beras mereka dapet beras, kalo bantuin ladang sawi mereka dapet sawi. Walaupun begitu warga desa sebenernya tidak habis pikir kenapa sepasang nenek dan kakek itu tinggal di rumah gubuk dekat bukit, saat orang-orang lain menjauhi bukit perkuburan karena takut, mereka malah tinggal di dekat sana. kalo pun ada yang berani bertanya si nenek dan kakek ini hanya membalas dengan senyuman.
Suatu hari seorang warga desa yang sedang mencari kayu bakar sengaja melongok ke dalam rumah nenek dan kakek itu, pasalnya mereka udah gak keliatan selama dua hari. Biasanya dari pagi sampai sore mereka udah sibuk di ladang, tapi ini kok gak muncul-muncul. Warga ini terkejut bukan main saat menemukan si nenek dan kakek sudah mati dalam keadaan membusuk. Diperkirakan kematian mereka berlangsung dua hari yang lalu. Warga sempat geger dengan berita itu, mereka tidak menyangka bahwa sudah dua hari mereka meninggal tapi tak satu pun orang tau. Warga sempat mencari-cari sanak saudara yang mungkin dimiliki si nenek dan kakek, tapi hasilnya nihil. Enggak ada sana saudara atau anak. Warga memutuskan untuk menguburkan mereka di bukit dekat rumah.
Setelah kematian nenek dan kakek itu, rumah mereka jadi kosong. Suatu malam ada seorang pemuda yang sedang dalam perjalanan dari kota lewat dekat rumah itu. Pemuda itu sengaja memotong jalan supaya cepat sampai, malam itu sudah jam sembilan malam. Yang namanya desa, jam sembilan malam serasa jam dua belas. Apa lagi di desa terpencil. Ketika si pemuda lewat rumah itu, dia ngeliat sebuah cahaya lilin dari dalam rumah. Dia penasaran, soalnya setahu dia rumah itu udah kosong. Dia coba ngintip dari jendela. Dari jendela dia liat si nenek dan kakek duduk di dekat sebuah lilin yang menyala, sekeliling mereka gelap, cahaya lilin Cuma bisa menerangi remang-remang. Walaupun begitu si pemuda masih bisa liat wajah nenek kakek itu yang pucat, mata mereka memandang kosong ke arah lilin. Si pemuda kaget bukan main, tetapi yang lebih menyeramkan adalah si nenek dan kakek itu enggak sendiri. Di dekat mereka ada beberapa bayangan hitam, dan yang terdekat dengan mereka adalah berwujud perempuan. Rambutnya panjang dan dia memakai kebaya lusuh, sayangnya wajah perempuan itu gak terlalu keliatan. Namun, si pemuda dapat melihat matanya yang merah menyala saat perempuan itu menatapnya. Si pemuda lari pontang-panting.
Gosip itu langsung menyebar kemana-mana, dan gak Cuma si pemuda aja, banyak orang melihat hal yang sama. Ternyata arwah si kakek dan nenek masih tinggal di rumah itu. Beberapa orang berspekulasi bahwa nenek dan kakek itu dulunya main pesugihan sampai anaknya meninggal, dan selama mereka tinggal di rumah itu mereka bergaul dengan makhluk penunggu kuburan tua di bukit itu.
Gue gak tau apakah itu rumor atau fakta, tapi yang jelas penampakan nenek dan kakek berserta makhluk lain di rumah itu memang bener. Rumah itu dijuluki rumah sunyi, karena saat malam rumah itu ramai namun sunyi.

 Saya tantang ..... http://wanggakharisnu.com untuk membuat foto lebih menakutkan dari ini.

No comments:

Post a Comment